Kamis, 06 Desember 2012


Kado Terindah
~ Dina Syahfitri Lubis ~

Langit berselimut pekat. Bulan tak sudi menampakkan diri. Bintang-bintang turut bersembunyi. Sesekali terdengar suara jangkrik dan burung malam mengusik sepi. Resah menjalar dan menjeda tidurku. Kulangsirkan kantuk dengan cucuran air wudhu. Di sepertiga malam  waktu yang tepat bermunajah pada Allah. Mengadu atas segala resah yang menggelayuti dada.
Tak terasa tiga tahun sudah kutempuh jalan yang penuh rintangan menuju sekolah. Tiap pagi aku harus berteman dengan arus sungai sembari memegang seutas tali tambang yang menggelantung. Kini aku berada di ujung singgasana putih abu-abu. Singgasana yang menjadi sejarah di hidupku. Dalam  setiap prestasi yang telah  kupatri.
Siang tadi, sedih menyulam hati. Saat teman-temanku asyik membahas universitas yang akan mereka masuki. Aku hanya diam membisu. Tak halnya batu. Sungguh, di hati paling dalam aku ingin menimba ilmu di bangku kuliah. Aku ingin menjadi seorang guru di kampungku. Itulah cita-cita kecilku dulu. Tetapi, kasihan Ayah dan Ibu yang terus membanting tulang pagi, siang dan malam demi aku dan dua adikku. Bisa saja cita-citaku menjadi bumerang. Ya, bisa dikatakan aku lintah penghisap darah. Yang terus menguras lembaran rupiah.
 Kami menetap di sudut desa Aragis. Pepohonan yang hijau. Udara asri tanpa polusi.  Saban hari burung-burung berkicau merdu di pucuk-pucuk bambu. Kami  bernaung di rumah yang sederhana. Beratap rumbia dan berdinding tepas. Desa yang melimpahkan rezeki di lahan-lahan subur. Terbentang sawah menguning. Sayur-sayuran, buah-buahan segar yang siap dijual ke pusat pasar. Namun, ada kesedihan yang merambat di dadaku. Saat pendidikan di desaku diabaikan. Masih banyak teman seusiaku yang buta angka dan baca. Dan inilah mengapa aku ingin menjadi seorang guru.
Sungai yang mengalir bagai dua sisi mata uang. Air yang mengalir digunakan untuk irigasi di petak sawah. Menyuburkan harapan pada senyum petani. Semburat bahagia terlukis pada wajah bocah kecil yang menikmati dingin air. Dan pada wajah ibu-ibu yang mencuci baju di bibir sungai mengendong anak di bahu belakang. Tetapi, sungai yang indah  menjadi hal yang menakutkan. Ketika hujan terus tertumpah. Meluaplah air sungai ke sawah-sawah. Akibatnya hasil panen gagal.
Banyak para orangtua di desaku yang menganggap sekolah itu tidak begitu penting. Sekolah hanya menghabiskan biaya dan waktu saja. Tetapi, berbeda dengan ayah dan ibuku.
“Bisa baca dan tahu angka saja sudah cukup! Apalagi anak perempuan, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Toh, kerjanya balik ke dapur,” ungkap Bu Salma tetanggaku, kepada anaknya.
 Miris mendengarnya. Tetapi begitulah pandangan kolot orang-orang di desaku. Setiap minggu tak jarang undangan pernikahan mampir ke rumahku. Dari kawan sebaya bahkan usianya masih sangat belia. Pernikahan dini sudah sangat mewabah. Mengapa tidak? Tak ada yang perlu dinanti-nanti gadis desa selain pinangan.
“Ta,  setelah lulusan kamu nyambung kuliah atau kerja?” tanyaku penasaran.
“Aku nyambung kepelaminan. Sekolah tinggi-tinggi sekalipun sama saja perannya jadi ibu-ibu ngurusi anak. Kalau menikah taklah  memerlukan syarat harus lulusan ini atau lulusan itu,” tuturnya bernada santai.
Betapa terkejutnya aku. Padahal Orangtuanya termasuk orang terpandang di desa ini. Niatku semakin kuat untuk menghanguskan pandangan primitip tentang pendidikan. Aku tak banyak berkomentar. Lalu mengalihkan pembicaraan agar amarahku tak mendidih.
Ada kisah yang mengemparkan desa ini. Dan menjadi cibiran ibu-ibu di  kedai sampah Pak Amat. Setahun yang lalu Kak Wati anak Pak Kades menyandang gelar sarjana dari perguruan tinggi terkenal. Dia kembali ke desa dan hingga sekarang masih menjadi pangangguran. Padahal niatnya tulus untuk mengabdi di desa ini. Kehadirannya membawa semangat baru. Dia membuka wawasan yang up date bagi kami para remaja. Tetapi, yang namanya ibu-ibu tahunya sekolah tinggi untuk menjamin pekerjaan.
 Dan satu kisah lagi dari Rani seorang gadis desa yang berprestasi lalu  putus sekolah karena ekonomi yang menjepit. Saat itu Rani mendapat tawaran bekerja dan dijanjikan untuk  melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. Selama tiga tahun setelah menerima pekerjaan itu. Rani pun raib dan tak tau di mana berada. Musabab ketidakmampuan dalam pendidikan dia siap menerima resiko apapun itu.

***
“Anakku, jika kalian punya mimpi, bermimpilah!  Hanya tenaga dan do’a yang bisa Ayah beri untuk kalian. Kita tak punya ladang atau sawah yang bisa dijual untuk mimpi-mimpi itu. Tetapi, yakinlah anakku. Allah akan memberi jalan bagi sang pemimpi.” Pesan Ayah dikala kami bekumpul dalam kebersamaan.
“Kalian  harus sekolah yang rajin. Cari uang susah, apalagi kalau kalian tidak bersekolah. Bagaimana masa depan kalian nanti?” tambah Ibu menasihati kami.
Saban hari Ayah dan Ibu  menguras keringat. Menganyun cangkul di petak-petak sawah. Membiarkan ,mentari menyengat kulitnya. Bersimbah peluh di sekujur  tubuh. Berkarib dengan lumpur dan cacing-cacing tanah. Susah  sungguh mereka memperjuangkan agar kami tetap bersekolah.
***
Mentari mulia terbangun di ufuk timur. Aku, Laila dan Zahwa adikku bergegas ke sekolah. Kukecup jemari Ayah dan Ibu yang selalu mengalirkan cinta dan ketulusan. Jemari yang menghamparkan do’a di sepanjang jalan.
            Pagi, itu langit berawan mengarak pejalanan kami menuju sekolah. Sebelum pelajaran di mulai, Pak Burhan memangilku ke ruang Tata Usaha. Disuguhkan pada jemariku amplop putih. Kubuka perlahan,dengan gemuruh jantung yang tak karuan. Tertera tulisan “LULUS SELEKSI PENGGURUAN TINGGI NEGERI”. Bulir kebahagiaan pecah dari sudut mataku. Aku tak menyangka seleksi beasiswa yang kuikuti memihak padaku. Guratan senyum Pak Burhan terkanvas di wajahnya. 
“Selamat ya, Nak!” ucap Pak Burhan sambil megelus kepalaku.        
Petang merambat perlahan seakan aku tak sabar menanti Ayah dan Ibu sampai ke beranda rumah. Ini kado terindah pada usiaku yang ke 17 tahun  dua hari lagi. Nikmat yang terus dicurahkan Allah bagiku, sebagai jawab dari munajahku di sepertiga malam. Menjawab resah yang bergelantungan di langit tanya.
Semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah yang kurajut untuk masa depan. Dan akan kubuktikan bahwa pendidikan penting. Tak terkecuali aku Perempuan. Kartini akan tetap lahir kembali semasih ada denyutan nadi.                                                                 Dunia KOMA
Patumbak, Mei 2012

Senin, 22 Oktober 2012


Membedakaan Antara Fakta Dan Opini Dalam Teks Iklan

Iklan yang dimuat pada media cetak menjadi salah satu jenis teks yang masuk ke dalam golonga teks persuasif. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan. Teks iklan biasanya memuat pujian terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan.  Namun demikian, informasi yang termuat dalam teks iklan tersebut belum semuanya merupakan informasi faktual. Artinya, sebagian dari informasi tersebut  masih memerlukan pembuktian. Di sinilah diperlukan kejelian pembaca untuk mampu membedakan antara fakta dan opini dari  informasi yang dimuat dalam teks iklan di surat kabar.
Bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini . fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. Selain mengandung fakta produk, iklan juga mengandung opini. Opni merupakan kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli.Pemasang iklan tidak boleh memberikan opini  dengan melebih-lebihi produk. Opini harus didukung fakta-fakta yang ada di dalam produk.  Ciri- ciri opini adalah disajikan dengan bahasa yang persuasif.
Contoh  Soal :
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat, Rumah tipe 48/90 di perumahan Kota Wisata -
Cluster Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi
standard dan bagus. Harga 220 jt, nego. Hubungi (021)
82482136, 081288731588 (Farah)

Informasi yang berupa fakta adalah:
a. tipe rumah yang dijual 48/90
b. terletak di perumahan Kota Wisata-Cluster Montreal Blok YA 15 nomor 15,
c. nomor telepon (021) 82482136, 081288731588.

Informasi yang berupa opini adalah:
a. menurut pemasang iklan lokasi perumahan itu bebas banjir (ide pemasang iklan
untuk mempengaruhi pembeli).
b. kondisi standar dan masih bagus (ukuran standar dan bagus tidak jelas,
kebenarannya perlu dibuktikan).
c. ditawarkan dengan harga 220 juta, nego (pemikiran).

Rabu, 27 Juni 2012

Puisiku Dimuat di Harian Analisa


Melepas resah
Karya: Dina syahfitri lubis
Temaram dekaplah tubuhku
Selembut dekap ibu
Biar tenang jiwaku
Hingar bingar hari  meranggas hidupku
Liku menyatu bagai paku di rongga dadaku
Hanya binar mata ibu
Bingkis jiwaku tak ragu
melepas resah di kalbu
                                                                                                                Dunia koma, agustus 2011


Tanya tak terjawab
Karya: Dina syahfitri lubis

Sepi menyelinap di antara asa
Resah di hati basah
Tak ada isyarat
Sebab bungkammu begitu pekat
Apakah egoku yang melekat?

sehingga tanyaku tak terjawab
Dunia koma, agustus 2011


Lilin
Karya: Dina syahfitri lubis
Gulita memeluk malam
Gelap pekat…
Tapi mentari di tubuhmu
Setia sinari lorong sepiku
Hnya tubuhmu nan elok yang rela terbakar
Menganak sungai panas
Pada mangkuk berkarat
Dunia koma, agustus 2011

Menanti
Karya: Dina syahfitri lubis

 Penantian yang amat melelahkan
Mengangsur hari dalam jeruji cinta.
Yang kau patri di ceruk hati
Apakah aku harus meratapi?
 Atau melantunkan kidung-kidung di sela penantian
Dupa-dupa cinataku mengasapi hati yang mati
 Samapai kapan aku menanti?

                                                                                                                Dunia koma, agustus 2011


Rabu, 04 April 2012


Si Coklat yang Setia

Kerinduanku padamu seakan menjalar dalam rutinitasku.Ya, itu kurasakan saat aku meninggalkanmu. Bukan berarti aku tidak mencintaimu lagi. Tapi, aku telah memilih dia untuk menikah dengan hobiku. Kau pasti tau hobiku itu. Selain berpetualang denganmu aku diam-diam menyispkan  dia diantara kita. Dialah yang membawaku  pada keluarga baru. Keluarga sederhana yang sangat mencintai hujan dan mengagumi indahnya pelangi.  Taukah kau ketika kulihat rupamu ingin rasanya aku ke masalalu. Menikmati hujan bersamamu. Menjeljahi rimba dan  menyusuri aliran sungai. Ketika matahari menyapa dengan teriknya kau setia menemaniku. Yakinlah aku akan menyimpan kisah kita dan akan kuceritakan pada anak dan cucuku.
Kaulah baju Pramuka SMAku….

                                                            Patumbak, 4 April 2012







Selasa, 03 April 2012


Jejak Hidup
 gambar:net
Saban hari aku terus menelusuri salah satu pusat pasar di kotaku. Menjajakan kantungan plastik kepada para ibu itu pekerjaanku. Tak jarang kujumpai watak yang sombong, acuh dan kadang diam menghiraukan tawaranku.
Tapi, ya sudahlah itu menjadi pelajaran dalam hidupku. Apalagi pereman pasar yang sering minta bagian. Tapi, tak apa kuanggap itu sedekah.
Sepulang sekolah menikmati bau anyir, amis, dan baju berlumpur sudah menjadi kawan karibku. Terik matahari pun menjadi saksi dalam perjalanan hidupku. Sudah dua tahun aku menjadi tulang punggung adik-adikku. Sebab ayah dan ibuku tersangka dalam kasus korupsi. Hilang harta, hilang kasih sayang. Tapi, kejujuran akan kutegakkan.   
Dunia Koma, 23 Maret 2012
*DSL

Selasa, 27 Maret 2012

PUISI PERDANA DI HARIAN MEDAN BISNIS, 11 MARET 2012


Mengeja semburat pelangi

                                                         
Saat langit menjunjung sejuta harapan
Dengan anggun

Merahmu…
Menterjemah pengorbanan yang mengalir
dalam sajak kehidupan

Kuningmu…
Melambangkan berhati-hati
Disetiap fase yang berjalan
Sebab tikungan silih beraganti mendewasakan

Tak alpa,
Hijaumu mengingatkan
Bahwa jejak dengan ridho-Nya
Akan lebih indah
Seindah warnamu
                        Pelangi.

                                                            Dunia KOMA

                                                            Patumbak,07 Februari 2012

Melepas resah


Temaram dekaplah tubuhku
Selembut dekap ibu
Biar tenang jiwaku
Hingar bingar hari  meranggas hidupku
Liku menyatu bagai paku di rongga dadaku
Hanya binar mata ibu
Bingkis jiwaku tak ragu
melepas resah di kalbu
                                                                                                  Dunia koma, 2011






Profilku Di Harian Medan Bisnis

Antara Travelling dan Menulis - Harian Medan Bisnis

Selasa, 07 Februari 2012

HALAL BI HALAL

Minal Aidin Wal Fa’izin
Maafkan lahir dan batin
            Kalimat yang tertera di atas adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar dan pula kalimat yang sering orang ucapkan saat hari raya Idul Fitri tiba. Pasalnya, Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, ibarat secarik kertas putih. Siapa sih, yang tidak mau kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan?  Pada momentum ini, pastinya telinga kita sudah tidak asing lagi mendengar yang namanya  Kegiatan Halal Bihalal.
            Dalam kenyataan perjalanan hidup manusia senantiasa tidak lepas dari dosa. Karena itu, perlu upaya mengembalikkan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Sedangkan dosa yang paling sering kita lakukan adalah kesalahan terhadap sesama manusia. Tidak bisa dipungkiri, kalau ada tingkah laku dan bicara kita yang menyakiti atau menyinggungi perasaan orang lain, walaupun, tanpa disengaja. Nah, pada moment Idul Fitri inilah peluang atau kesempatan kita untuk saling meminta maaf. Budaya saling memaafkan ini disebut dengan istilah Halal Bihalal. Sahabat belia, apa sih sebenarnya Halal Bihalal itu? Dan apa pula manfaatnya bagi kehidupan kita? Yuk! Kita cari tahu lebih dalam lagi.
Memang Halal Bihalal  terdengar seperti berasal dari bahasa Arab. Namun, sebenarnya, istilah ini sama sekali tidak dikenal oleh kalangan bangsa Arab, tidak pula ada pada zaman Nabi SAW dan para sahabat. Karenanya, kamus bahasa Arab juga tak mengenal istilah ini. Justru Halal Bihalal masuk dan diserap Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai “hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat.
Halal Bihalal juga merupakan tradisi yang sangat unik. Karena sebuah hasil kreasi dan budaya masyarakat Indonesia, yang tidak akan pernah dijumpai di negri di mana Islam pertama kali diturunkan. Ini dapat dibuktikan dari pernyataan di atas tentang asal usul kata Halal Bihalal. Selain itu, Al-Qur’an dan Hadis tidak ada juga ditemukan istilah Halal Bihalal. Jadi, dengan tegas dalam Islam, istilah Halal Bihalal tidak ada. Tapi, karena Islam mengajarkan sikap rasa persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Sedangkan halal bihalal memiliki tujuan yang sama dengan ajaran Islam itu. Maka, budaya Halal Bihalal telah berkembangbiak dengan baik di Negara kita.
            Hari raya Idul Fitri bukan hanya berkaitan dengan baju baru, ketupat, lontong maupun sejenis kue lainnya yang menjadi ciri khas untuk menyambut “hari kemenangan”. Namun, sangat erat hubungannya dengan kegiatn Halal Bihalal, sebuah tradisi yang hanya ada di Indonesia dan merambah ke Negara tetangga. Tradisi budaya saling memaafkan setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh ini, bukan saja dilakukan oleh umat islam saja tapi  non islam pun turut larut di dalamnya. Fenomena ini adalah fenomena yang hanya terjadi di Tanah Air kita, yang menjadi refleksi ajaran islam yang menekankan pada sikap dan persatuan dalam wadah Negara kita.
            Berkaitan dengan tradisi saling memaafkan saat hari raya Idul Fitri dalam Halal Bihalal, sampai kini, terkesan menjadi sebatas ritual yang lebih bersifat simbolis. Namun, tujuannya sangat mulia, tidak ada salahnya untuk tetap dilestarikan. Intinya adalah silahturahmi, yaitu menyambung tali kasih sayang antar sesama manusia yang semulanya renggang. Untuk hal inilah, seorang pengajar Madrasah Diniyah Awaliyah Harapan Islamiyah, ibu Wan Zuryana Nasution mengatakan Halal Bihalal itu hanyalah sebuah ungkap istilah saja di Indonesia. Maksudnya, kegiatan saling maaf-memaafkan dengan cara silahturahmi. Saling mengunjungi atau berjumpa di suatu tempat dengan memanfaatkan momentum lebaran. Walaupun, terkadang kita tidak tahu kesalahan apa yang kita lakukan. Tetapi, kalau meminta maaf di hari lain justru kita sudah tahu kesalahan kita.
            Berbicara mengenai manfaat dari Halal Bihalal, lanjutnya, bisa mempererat hubungan silahturahmi. Yang biasanya kita belum tentu berjumpa, dengan momentum lebaran jadi bisa berjumpa. Sekaligus menjadi refleksi bahwa islam adalah agama toleransi, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dan damai dengan semua agama. Perbedaan agama bukanlah untuk saling memusuhi dan mencurigai tetapi hanyalah sebagai sarana untuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Sampai saat ini, Halal Bihalal telah menjadi fungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat termasuk di dalamnya anak remaja. Dengan adanya acara saling memaafkan antar manusia, hubungan dapat menjadi lebih akrab. Karena tradisi berhalal Bihalal memiliki dampak yang positif  maka tradisi ini perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh seorang Alummi SMA Istiqlal Deli tua bernama Nurdiansyah bahwa manfaat Halal Bihalal yaitu, dapat memperkuat tali silahturahmi, karena dengan saling memaafkan, jiwa kita akan menjadi tentram dan tenang. Tanpa ada rasa permusuhan yang pernah kita lakukan. Selain itu, dapat mengingatkan kita akan dosa sebagai manusia, kita yang selalu dilumuri dengan dosa, karena manusia memang tempatnya untuk salah. Jadi dengan adanya, Halal Bihalal kita bisa saling mengingatkan bahwa kita para manusia tidak ada yang luput dari kesalahan. Untuk itu, kita harus saling memaafkan.
            Dia pun menambahkan, Halal Bihalal dapat membuat prilaku lebih baik untuk ke depannya menjadi manusia yang lebih berguna. Jangan sudah maaf-maafan, habis itu, dibuat lagi kesalahan yang sama, itu namanya tobat sambal pete! Tuturnya dengan canda.
            Betapa indah dan sejuknya hidup ini, bila kita selalu berbagi kasih sayang kepada makhluk hidup, khususnya sesama manusia. Tidak akan ada yang menyangkal, tradisi silahturahmi dan saling bermaafan antar sesama manusia adalah hal yang sangat indah. Sebuah proses untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Memaafkan kasalahan orang tidaklah mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Karena rasa sakit hati tidaklah gampang disembuhkan, apalagi bila sakit hati terlalu dalam lukanya. Itulah sebabnya, mengapa kita harus melatih diri memaafkan kesalahan orang lain. Seperti pisau yang diasah setiap hari akhirnya akan tajam jua begitu juga dengan diri kita.
Namun, berhalal bihalal, semestinya bukan semata-mata untuk bersilahturahmi dan saling memaafkan yang biasanya hanya melalui lisan, kartu ucapan maupun lewat SMS. Tetapi, harus diikuti juga oleh perbuatan-perbuatan yang baik dan menyenangkan hati orang lain. Meminta maaf  kepada orang lain kan tidak boleh setengah-setengah.
Sahabat Belia, ternyata banyak lo hikmah yang dapat kita ambil dari adanya tradisi Halal Bihalal dan pastinya sangat berguna bagi diri kita sendiri, yaitu;
·         Membentuk sikap kasih sayang kepada sesama manusia.
·         Mewujudkan sifat ramah-tamah diantara sesama manusia, dengan cara bertegur sapa.
·         Mewujudkan pergaulan dengan akhlak yang baik.
·         Membuat kita berpikir positif terhadap orang lain. Yang jelas akan menghindarkan diri kita dari buruk sangka.
·         Memiliki tutur kata yang lembut dan berjabat tangan apabila berjumpa dengan sesama manusia.
·         Dapat membebaskan diri kita dari belenggu rasa bersalah.
·         Membuat kita semakin mengerti akan arti keikhlasan. Karena kita harus memaafkan kesalahan orang lain.
Nah, pada momentum ini juga anak remaja akan ikut mengadakan Halal Bihalal setelah liburan lebaran, khususnya bagi anak sekolahan. Biasanya, anak remaja akan berkumpul di salah satu rumah sahabat mereka. Setelah sebelumnya, melakukan acara salam-salaman terhadap guru mereka. Segelitik pertanyaan klise pun, tak ketinggalan turut serta dalam acara Halal Bihalal yang mereka buat. Dapat THR berapa? Berapa pasang baju hari rayamu? Gimana serunya mudik? Dan sederet tanya yang remeh-temeh. Jadi, bagaimana dengan acara Halal Bihalal Sahabat Belia? Apa sudah meminta maaf atau telah memberi maaf  kepada orang lain, khususnya terhadap ayah dan ibu?
Kalau belum, mari kita ulurkan tangan untuk bersalaman di hari yang fitri ini. Semoga dengan ini, kita dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Catatan diary 4 Semptember 2011
selama magang menjadi Reporter Tamu di Harian Medan Bisnis, banyak pengalaman seru, bahagia, maupun sedih.


Ajeng Miftahul Ula
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Dengan berakhirnya lebaran maka berakhir pula tugas menjadi reporter tamu, yah saatnya tiba dipeliputan terakhir. Sebuah perjalanan yang indah, unik dan menarik berada di sini. Semoga ilmu dan pengalaman yang berharga ini dapat berguna kedepannya. Sesungguhnya, kami hanyalah manusia biasa yang kadang tak luput dari salah, sepenuhnya diri kami memohon maaf atas kesalahan selama menjadi reporter tamu. Mudah-mudahan akan ada lain waktu untuk kembali hadir di sini.

Dina syahfitri Lubis
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Selamat hari raya Idul Fitri 1432 H. Bagi sahabat Belia yang merayakannya. Walau dalam suasana lebaran tidak menutup kemungkinan untuk kegiatan yang positif. Nah, di bulan syawal ini. Yuk! Kita hamparkan jalan untuk saling bermaaf-maafan. Mari rayakan hari kemenangan. Sucikan hati, sucikan diri tetap jalin silahturahmi. See u next time. 

Ayu Sundari Lestari
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Waktu begitu cepat bergulir, tak terasa  perpisahan pun kini tiba. Yah, dipeliputan terakhir ini adalah semacam oleh-oleh dari buah indahnya hari raya Idul Fitri. Tentunya, semua pengalaman selama berada di sini,  akan menjadi sepotong episode yang manis. Yang kelaknya akan menjadi kenangan dan mungkin saja berguna untuk kedepanya. Di penghujung jalan ini, sebuah  kata maaf terurai dari diri ini atas kesalahan selama berada di sini. Semoga waktu dapat mengembalikkan kami ke tempat ini. Sampai bertemu lagi! J

Mudik Yuk....... Mudik


Tak terasa Ramadhan sudah diujung bulan, itu berarti 1 Syawal akan segera tiba. Untuk menyambut hari kemenangan ini biasanya umat muslim selalu mempersiapkannya dengan suka cita demi perayaan yang sempurna.
Merayakan hari lebaran tak terlepas dari segala persiapan pernak-perniknya. Persiapan ini seolah telah menjadi tradisi yang tak boleh ketinggalan misalnya kue lebaran,baju lebaran, ketupat lebaran,pernak-pernik khas lebaran lainnya dan yang paling penting rutinitas tahunan yang tak boleh terlewatkan bagi para perantau adalah mudik.
Mudik,sebuah fenomena yang tak biasa yang terjadi ditiap tahunnya yang sudah menjadi tradisi atau kultur bagi umat muslim di Indonesia.Mudik artinya pulang ke kampung halaman. Mudik sudah menjadi keharusan dan suatu fenomena sepanjang masa bagi para perantau yang ingin merayakan hari lebaran bersama dengan ibu,bapak,kakak,adik,abang,tante,om,uwak, opung,nenek,kakek, dan seluruh sanak keluarga lainnya yang biasanya dilakukan oleh perantau yang bekerja atau bersekolah di kota,tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa yang kuliah di kota  biasanya akan pulang ke kampung halaman ketika jadwal kuliah telah diliburkan baik itu di awal Ramadhan,pertengahan atau bahkan ada juga yang pada H-2 sebelum perayaaan hari lebaran, pasalnya masih ada tugas kuliah yang harus diselesaikan. Tugas-tugas kuliah sebaiknya memang harus diselesaikan sebelum pulang ke kampung halaman agar ketika perayaan hari lebaran dapat dinikmati dengan hikmat dan tenang tanpa ada pikiran tugas-tugas yang diberikan oleh dosen.
Bagi para mahasiswa yang punya kampung halaman namun tadak bisa pulang disebabkan sesuatu hal seperti sakit,tidak ada ongkos,pekerjaan yang tidak bisa ditinggal terlalu lama,kehabisan tiket atau hal –hal lainnya maka lebaran ibarat sayur tanpa garam,rasanya hambar dan tidak enak untuk dimakan dan dinikmati. Begutu juga dengan seorang mahasiswa  yang enggan namanya disebutkan ini ,“ Saya tidak pulang kampung seperti pada tahun sebelumnya karena ada masalah pribadi antara saya dengan orang tua saya’’tuturnya. Jika sudah begini hal yang dilakukannya untuk marayakan hari lebaran tanpa keluarga adalah menyendiri di kost-kostan  ataupun sekedar berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa bosan.. Dari penuturan diatas sangat disayangkan sekali seharusnya hari lebaran adalah hari yang baik untuk saling maaf-memaafkan bukan untuk saling menyimpan dendam. Sejatinya lebaran adalah momentum sakral untuk berkumpul dan bersilahturrahmi dengan keluarga dan saling memaafkan untuk kembali kepada fitri. Senada dengan hal ini Habib Faisal seorang aktivis LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UMN Al Washliyah mengatakan “ Bahwa surgamu terletak pada kedua orang tuamu dan perbuatan tersebut sama saja dengan durhaka kepada orang tua. Dihari lebaran seharusnya dijadikan moment untuk saling bermaaf-maafan. Namun apabila terkendala dengan kondisi keuangan maka bertawakallah ada rencana ALLAH dibalik itu. Sesibuk apapun, pulang ke kampung halaman adalah hal yang penting dan paling ditunggu-tunggu setiap tahun”tuturnya.
Mudik aman dan nyaman
            Berbicara tentang mudik tidak terlepas dengan transportasi khas mudik apalagi kalau bukan bus,kereta api dan sepeda motor (kereta). Namun sekarang ini telah banyak perusahaan-perusahaan atau instansi yang memfasilitasi mudik gratis untuk masyarakat umum. Hal ini dijadikan para mahasiswa untuk mudik tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Dengan begitu tidak ada alasan untuk tidak mudik. Bagi yang tidak memiliki sepeda motor ,bus adalah andalan mudik yang paling ekonomis khusunya untuk para mahasiswa. Walaupun harus duduk berjam-jam dan  berdesakkan dengan penumpang yang lain namun ini sepertinya bukan kendala yang berarti dan tidak menyurutkan semangat untuk merayakan lebaran bersama keluarga tercinta. Transportasi apapun yang digunakan saat mudik hendaknya tetap mementingkan keselamatan ya..
Agar mudik kamu aman dan nyaman ketika mudik dengan bus berikut tipsnya;
1.  Walaupun  kamu mudik dengan bus kamu juga harus mengutamakan kesehatan. Persiapkan fisik agar tetap sehat saat diperjalanan, sehingga ketika sampai di kampung halaman kamu dapat merayakan lebaran dengan fisik yang sehat.
2.   Berhati-hatilah dalam menjaga barang-barang bawaanmu, jangan diletakkan ditempat yang tidak bisa kamu jangkau dengan penglihatanmu karena bisa saja barang-barangmu akan terbawa oleh orang lain baik sengaja maupun tidak  disengaja.
3.   Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, hal ini untuk mengantisipasi agar kamu terhindar dari tindakan  kriminal seperti hipnotis dan penipuan.
4.   Jangan terlalu banyak membawa barang, bawalah barang yang penting saja, ini akan memudahkanmu dalam perjalanan.
5.   Jangan menerima makanan dan minuman dari orang yang belum kamu kenal.
6.   Jangan berpakaian yang mengundang kejahatan.
7.   Tidak menunjukkan barang-barang berharga seperti emas dan handphone.

Untuk yang mudik dengan menggunakan transportasi kereta api tantangan beratnya adalah  harus berlomba-lomba  berburu tiket sebelum kehabisan dan harus berdesak-desakkan juga dengan sesama penumpang lainnya. Sebaiknya belilah tiket di tempat penjualan tiket yang resmi. Jangan membeli tiket kepada calo yang tidak bertanggungjawab sebab selain harganya yang lebih mahal, bisa saja kamu tidak jadi pulang ke kampung halaman karena telah ditipu oleh calo tersebut.

Bagi kamu yang mudik dengan kendaraan sepeda motor (kereta) jagalah keselamatanmu. Berikut tips mudik ala sepeda motor:
1.   Periksalah kendaraan kamu sebelum mudik,pastikan dalam keadaan baik tidak terjadi kerusakan terutama pada bagian rem,roda,gigi dan lain-lain. Jika perlu bawalah kendaraanmu ke bengkel untuk lebih memestikannya.
2.   Persiapkan fisikmu,pastikan kamu dalam kondisi yang sedang sehat dan prima, beristirahatlah yang cukup sebelum berangkat.
3.   Jangan membawa barang terlalu banyak, bawalah yang penting –penting saja agar kamu tidak terganggu dalam mengendarai sepeda motormu.
4.   Pastikan kamu membawa tanda pengenal(identitas diri) seperti KTP dan surat surat kendaraanmu seperti SIM,STNK.
5.   Jangan lupa pakai helm,jaket,sarung tangan, dan baju hujan.
6.   Berhentilah sejenak pada pos-pos mudik atau tempat peristirahatan lainnya  setiap  setengah atau satu jam untuk melepas lelah. Ini mengantisipasi kamu agar selamat sampai tujuan.
7.   Rajinlah untuk memeriksa bahan bakar kendaraanmu agar tidak kehabisan ditempat yang sulit ditemukan SPBU.

Beberapa tips diatas bisa dijadikan panduan mudikmu loh sahabat belia….
Walaupun kamu sudah tidak sabar lagi untuk merayakan lebaran bersama keluarga tercinta tetapi keselamatan harus nomor satu kan!seperti pepatah jawa mengatakan  ‘ Alon-alon asal klakon’ atau dalam bahasa Indonesianya pelan-pelan asal sampai ketujuan.  Dan yang tidak kalah pentingnya adalah agar kamu selamat sampai tujuan,kamu harus mematuhi peraturan lalu lintas  ya…
Patuhi peraturan rambu-rambu lalu lintas dan jangan berboncengan lebih dari dua orang. So, tunggu apalagi? Segeralah mudik……  mumpung masih ada waktu.
Semoga mudik kali ini langkah kita diiringi oleh ALLAH agar selamat,sehat sampai tujuan.

Selamat hari lebaran…….


Catatan diary 28 Agustus 2011 
selama kami magang menjadi Reporter Tamu di Harian Medan Bisnis, banyak pengalaman seru, bahagia, maupun sedih.

       Ajeng Miftahul Ula
             (KOMA/UMN Al –Washliyah)

Tidak terasa sudah diliputan yang ketiga kami menemani sahabat belia, jujur sekarang kami khususnya saya sudah benar-benar menemukan keasyikan tersendiri menjadi reporter tamu sebab pada awal peliputan masih agak sulit dan pusing memikirkannya. Sekarang sudah enjoy……

      Dina syahfitri Lubis
             (KOMA/UMN Al –Washliyah)

Ramadhan berangsur usai, sedangkan syawal mulai menyapa dengan suka cita. Ada kebahagiaan di ramadhan ini. Bisa bersama-sama mengisi aktifitas dengan sahabat belia. Semoga dibulan pembelajaran ini kita bisa meningkatkan ibadah dan tak lelah untuk berkarya. Nah sekarang yok waktunya bergegas tuk mudik…Mudik asyik tingkatkan silahturahmi. Selamat hari lebaran.

Ayu Sundari Lestari
(KOMA/UMN Al –Washliyah)
Diliputan ketiga rasa lelah mulai mendera. Tapi memang begitulah resikonya kalau kita ingin mewujudkan mimpi. Namun, yang jelas banyak pengalaman baru yang didapatkan. Pengalaman yang pastinya akan berguna untuk saya.