Kamis, 24 September 2020

KISAH DIBALIK SANDI AMBALAN HASANUDDIN-CUT NYAK DHIEN 18015-18016

MAN 3 MEDAN

 Assalammualaikum wr,wb.

Salam PRAMUKA!

    Salam Rindu, teruntuk kakak- kakak pembina, teman-teman seperjuangan, adik-adik dan seluruh keluarga besar Ambalan Hasanuddin-Cut Nyak Dhien Gugus Depan 18015-18016 MAN 3 Medan.
Semoga jiwa PRAMUKA masih dilaku dan tindak kita.

Sebelumnya, saya ucapkan "Selamat ulang tahun ke 23 untuk Pramuka MAN 3 Medan."
September merupakan bulan kelahiran PRAMUKA MAN 3 Medan. Bagi kita yang  pernah menjadi bagian dari keluarga ini,pastinya punya kisah tersendiri baik suka dan dukanya. 

Berawal Tahun 2007 kisah bermula, 
Saat itu saya, baru memasuki jenjang pendidikan menengah atas dan mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS). Pada saat MOS perkenalan ekstrakurikuler berlangsung. Pilihan ekstrakurikuler tidaklah banyak seperti saat ini. Hanya ada PRAMUKA, PASKIBRA, KKD, Nasyid, Voli, Sepak Bola, dan Karya Ilmiah. saya memilih PRAMUKA, Nasyid, KKD. Seiring wakru berjalan, dari ketiganya saya hanya mengikuti Pramuka. Pada tahun 2008 saya mengikuti Karya Ilmiah Remaja dan Seksi Publikasi di OSIS (masa itu tugasnya ngurusin MADING). Tahun 2008 juga, saya dan beberapa teman yang hobi menulis membentuk CINCA ( Cinta Baca MAN 3 Medan). Jadi jika ada karya tulis (artikel,puisi, cerpen, cerbung, )dan gambar kami yang publis di MADING. Nah ternyata, saya nemu ekstarakuriker yang saya minati.  Jiwa tualang saya, tersalur di PRAMUKA dan hobi menulis tersalur di karya Ilmiah dan CINCA.

Tahun ajaran 2008 /2009 ada kebijakan dari Kesiswaan MAN  3 Medan. Untuk mewajibkan  seluruh siswa memiliki minimal satu ekskul yang dikuti. Seluruh siswa dikumpulkan di lapangan. Masing-masing ekskul berbaris di depan siswa yang sama sekali tidak mengikuti ekskul. Saat itu, Pramuka menjadi batu loncatan bagi siswa yang tidak memiliki ekskul karena PRAMUKA terbuka bagi siapa saja tanpa ada syarat kecakapan khusus. 

Di tahun ajaran 2008/2009 berakhirnya masa jabatan Kak Iqbal dan kak Isma menjadi Pradana  dan Pradani.  Berganti menjadi Pemangku Adat. Nah, di masa ini teman-teman yang dari awal ikut PRAMUKA memasuki
Kelas XI banyak yang pindah sekolah. Akhirnya calon Pradana dan Padani yang direncanakan berubah. Terpilihlah Devi Wangsa,Pradana.
Sekertaris Ade Putra Saragih, Juru Uang M.Febriansyah. Dina Syahfitri Lubis (saya) Pradani, Siska Sekertaris, Asma Juru Uang. Dan beberapa teman lainnya diangkat menjadi seksi bidang. Kami sedikit, dan punya keterbatasan yang banyak. Namun, berkat kakak-kakak pembina yang memberi dorongan dan semangat terkhusus Kak Yudha, yang sabar membimbing kami dan mengarahkan untuk membenahi peradatan. Logo tercipta karya Ade Putra Saragih. Selendang dan rencong simbol peradatan mulai ada. Sandi Ambalan saya tulis bukan dengan karangan  semata, namun dari realita yang dirasa dan harapan yang besar. 
Sandi Ambalan ini bukan plagiat, karena dimasa itu "mbah google masih susah berkawan."

Nah,apa itu sandi ambalan? 
Sandi Ambalan adalah sebuah hasil karya  anggota ambalan di suatu gugus yang berisi curahan hati, gagasan, ide dan/atau hal-hal lain mengenai peraturan atau moto pada pramuka penegak suatu ambalan.

Sandi Ambalan merujuk pada perbuatan positif dan memicu perilaku kreatif sehingga dapat memupuk hasrat untuk melakukan hal hal bersifat membangun, baik membangun masyarakat atau membangun diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Lalu fungsinya apa?
Sandi Ambalan berfungsi sebagai alat komunikasi secara alam bawah sadar kepada setiap anggota ambalan juga anggota pramuka penegak di gugus tersebut, maksudnya disini ialah memasukan sugesti terhadap alam bawah sadar setiap anggota agar mempunyai sifat dan kepribadian positif seperti pada isi dari sandi ambalan itu sendiri. (sumber: pengertian dan fungsi sandi ambalan di kutip dari google)

Sandi Ambalan Hasanuddin- Cut Nyak Dhien
Gugus Depan 18015-18016.

Karya: Dina Syahfitri Lubis

Kami bagaikan mutiara di dasar lautan
Tetap berharga walau berganti zaman
Bagai tunas-tunas kelapa 
Tumbuh dan berkembang 

Kami bukanlah buih di tengah lautan
Habis bila disapu gelombang
Bukan pula bunga
Gugur sebelum berkembang

Kami harapan ibu pertiwi
Siap menghadang semua tantangan
Menegakkan keariban 
Di tengah keterbalikan zaman

Al quran pedoman kami
Dasa darma kode moral kami
Tri satya janji suci kami
Dan merah putih kami letakkan di dada kami

Gali potensi kembangkan kreasi 
Untuk raih prestasi
Membuat kami kuat dan kukuh berdiri

Wahai ibu pertiwi!
Kami tundukkan kepala
Mengikat sumpah janji
Siap bersedia membelamu
Sampai tetes darah terakhir

Itulah janji suci kami 
Untukmu ibu pertiwi
Yang bernaung di ambalan
Has-Dhien jaya 

(2008)

Hingga saat ini sandi ambalan ini  masih dibacakan pada saat upacara PRAMUKA MAN 3 Medan.

Seperti kata (Pramoedya Ananta Toer)
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."